Kamis, 08 November 2012

Beretta ARX-160 (calon) Senjata Baru Kopaska


Dalam IDAM 2012, boleh dibilang untuk senjata ringan tidak ada hal yang benar-benar baru. Yang paling getol membawa berbagai jenis senapan serbu dan pistol hanyalah Rosoboronexport dari Rusia, Modiar dari Azerbaijan, dan Cekoslovakia. Modelnya juga tak jauh-jauh dari keluarga besar AK, jadi rasanya hambar seperti salah satu kawan kami, Didik Sudharmaji yang dengan berbagai alasan tidak jadi ikut dengan regu ARC untuk mengunjungi IDAM di detik-detik terakhir.

Namun saat berkeliling dalam rangka mencari berbagai brosur dan leaflet untuk bahan koleksi, pandangan mata kami yang memang suka jelalatan memandangi spg-spg, yang dalam pameran kali ini masih banyak didominasi oleh pria dan wanita berkebangsaan asing. Mata kami tertumbuk pada salah satu stan yang dibuka oleh agen. Sepasang senapan berbahan polimer merk Beretta berdiri diatas stand. Yang berwarna hitam menggunakan magasen STANAG milik M16, sementara yang berwarna FDE (Flat Dark Earth) menggunakan magasen M16. Senjata apakah gerangan? ARC termasuk jarang melihatnya.


Beruntung, sales berkebangsaan Italia yang berdiri di dekat stand dengan ramah mencoba menjelaskan, dan menjadi antusias ketika ARC menyebutkan bahwa rombongan datang dari ARC, situs independen penggila hal-hal berbau pertahanan dan alutsista. Belum lagi wajah salesnya yang khas mediteran, membuat sekjend ARC, Dicky, tak lepas-lepas memandangnya.

Penulis sekilas sudah mengetahui, kalau senjata yang satu ini namanya ARX-160, bagian dari rencana Italia untuk mengembangkan prajurit masa depannya dengan nama Soldato Futuro. Senapan serbu tersebut dibuat oleh Beretta, pabrik senjata tertua di tataran Eropa dan mungkin dunia. Senapan berbahan polimer? Penulis awalnya skeptis. Senapan polimer tidak hanya dibuat oleh Beretta saja. Ada Magpul Masada yang dibuat rajanya polimer alutsista, MagPul Company.


Namun saat melihat penjelasan sang sales representative yang bersemangat, kami jadi tertarik juga. Dan tidak percuma. ARX160 bolehlah disebut sebagai senapan inovatif. Desainnya sama sekali tidak menggunakan pin, dan banyak menggunakan latch alias tuas. Untuk membuka, menggeser, dan menukar versi cukup dengan sentuhan pada tuas, tanpa pin sama sekali. Satu pin diperlukan hanya ketika memasang pelontar granat 40mm. Desainnya sangat ergonomik dan betul-betul memikirkan kebutuhan misi dari si operator. Larasnya bisa diganti-ganti dengan mudah. Mau karabin? Ada laras 16”. Mau pertempuran jarak dekat? Dengan satu tombol laras bisa lepas dan diganti dengan laras 12”. Keren! Receivernya juga bisa dipertukarkan, antara 7,62mm dan 5,56mm. Bolt 7,62mm (katanya) bisa masuk ke carrier 5,56mm, walaupun dalam presentasi terjadi technical glitch karena perbedaan versi. Si hitam adalah varian A1, sementara si FDE adalah A2.


Kata yang menjual, ARX-160 sudah dipinang salah satu kesatuan khusus Indonesia, dan sedang dalam pertengahan ujicoba mendalam. Hmmmm.... Vivere Pericoloso alias tahun ngeri-ngeri sedap kalau kata kami….

© ARC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...