Sabtu, 16 September 2017

Yonkav 12/BC Tanjungpura Dapat Tambahan 9 Kendaraan Tempur

Kendaraan tempur AMX-13 diturunkan dari kapal ADRI ORCA XLVIII [Tribun Pontianak]

B
atalyon Kavaleri 12/BC Jajaran Kodam XII Tanjung Pura mendapatkan dukungan dengan adanya penambahan unit Alutsista kendaraan tempur (Ranpur) dari Mabes TNI AD.

Alutsista ranpur berupa Tank sebanyak 9 unit dengan jenis meliputi AMX-13 Commando 4 unit, AMX APC 3 unit dan Tank AMX Ambulance 2 Unit.

Komandan Batalyon Kavaleri (Yonkav) 12/Beruang Cakti Letkol Kav Jamian menuturkan hal ini merupakan sesuai rencana dari Pussenkav Kodiklat TNI AD yang melaksanakan Penataan Alutsista di jajaran TNI AD Khususnya Satuan Kavaleri TNI AD.

Kemudian ia menambahkan hal ini juga merupakan Kebijakan dari Komando atas guna melengkapi Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) di jajaran Satuan Bantuan Tempur Kodam XII TPR.

Di konfirmasi melalui telepon, Letkol Kav Jamian mengatakan saat Ranpur Tank AMX Tiba di Pelabuhan Dwikora Pontianak Pada Rabu (13/9/ 2017) sore Pukul 15.00 wib dan malam ini dilakukan bongkar muat dengan menggunakan Kapal Pengangkut barang ADRI ORCA XLVIII.

"Seperti diketahui kapal ADRI ORCA XLVIII merupakan kapal kebanggaan dan kepunyaan dari BEKANGAD (Perbekalan Angkatan Darat) TNI AD. Malam ini ranpur itu dibongkar muat dan ranpur tersebut akan langsung dibawa ke Batalyon Kavaleri 12/BC Jl Raya Peniti Luar KM 29,2 Kabupaten Mempawah" jelasnya.

Ia pun mengatakan dengan dilaksanakannya penataan alutsista dan penambahan ranpur (kendaraan tempur) lapis baja ini diharapkan akan dapat menambah kekuatan pertahanan wilayah.

"Karena mengingat letak pulau Kalimantan khususnya Kalbar yg merupakan wilayah dekat dengan perbatasan negara tetangga," ujarnya.

Dikatakannya lagi, bertambahnya kendaraan tempur ini dapat memaksimalkan dan mendukung tugas pokok satuan Kavaleri khususnya Yonkav 12/BC dimana dalam bergerak satuan tersebut adalah satuan yang khusus menggunakan kendaraan-kendaraan tempur berlapis baja.

Ia berharap kedepannya harapan semua pelaksanaan penataan alutsista ini akan selalu dilaksanakan sesuai kebutuhan-kebutuhan dan situasi dinamika yang selalu berkembang.

  Tribunnews  

Jumat, 15 September 2017

Skadron 13/ Serbu Akan Mendapat Dua Bell 412

Bell 412 EP TNI AD [fuadz_81]

S
kadron 13/Serbu yang bermarkas di Bandar Udara Internasional Kalimarau, Kabupaten Berau segera mendapat tambahan armada baru. Dua helikopter tempur jenis BELL 412 bakal mendarat pada Oktober 2017.

Adanya tambahan dua unit helikopter secara keseluruhan saat ini ada lima unit di Skadron 13/Serbu Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenad). Penambahan alutsista ini didatangkan untuk mendukung kekuatan pengamanan di Kaltim.

Sesuai spesifikasinya, helikopter jenis BELL 412 memiliki kemampuan bisa membawa satu personel regu beserta kelengkapan perang. Jenis helikopter ini juga ideal difungsikan sebagai armada tempur TNI AD.

Untuk tanggal pastinya dua unit BELL 412 tersebut kemungkinan sudah mendarat di atas tanggal 5 Oktober ini. Dan ini merupakan bukti nyata, kalau Skadron kita benar-benar memiliki kekuatan tempur yang luar biasa,” ungkap Dandim 0902/Trd, Letkol Rony Nuswantoro Hadi kepada Koran Kaltim, Rabu (13/9) di ruang kerjanya.

Skadron 13/Serbu sudah beroperasi sejak semester I tahun 2016 lalu. Sejak diresmikan, Skadron 13/Serbu dilengkapi tiga unit helikopter yang didukung 312 prajurit TNI AD. Skadron ini diresmikan pada 25 Agustus 2016.

Sejak diresmikan, hingga kini sudah terjadi penambahan kelengkapan. Skadron Puspenad membangun fasilitas sendiri. Saat ini sudah ada perkantoran, mess prajurit, hanggar dan sekarang akan membangun perumahan.

Karena personil yang akan menempati pangkalan ini cukup banyak, termasuk teknisi helikopter, teknisi persenjataan dan lain sebagainya.

Satuan Skadron ini menyerupai Batalyon atau memiliki satuan sendiri, namun untuk personel yang ditempatkan hanya sepertiga dari jumlah personel batalyon.

Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman, Mayjen Johny Lumban Tobing saat meresmikan satuan tempur udara ini menyatakan standar armada yang dimiliki nantinya sekitar 32 unit.

Tapi, Rony mengaku untuk kepastian unit alutsista skadron secara keseluruhan sejauh ini masih terus diperhitungkan hingga mencapai jumlah ideal.

Berapa banyak personel yang ada, saya tidak mengetahui jelas, Skadron kan memiliki komandan sendiri. Kami juga belum tahu jumlah helikopter yang akan di tempatkan di sini (Berau), yang jelas ada jenis helikopter Bell yang nantinya akan datang terlebih dahulu,” pungkasnya.

Sedianya dua alutsista tambahan untuk Skadron 13/Serbu sudah tiba pada Juli lalu. Kedatangannya tertunda lantaran diperbantukan untuk mendukung kekuatan TNI AD pada peringatan HUT TNI yang dipusatkan di Banten.

Jika melihat fungsi jenis helikopter yang akan tiba, pastinya untuk mendukung tugas pokok TNI AD. Tapi dengan kondisi saat ini, helikopter akan difokuskan untuk mendukung pergerakan pasukan pengamanan perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di Kaltim.

  Koran Kaltim  

Kamis, 14 September 2017

Empat Panser Pandur II 8x8 Telah Tiba

Alutsista Terbaru TNI AD Empat panser Pandur II 8X8 yang tiba terdiri dari dua unit Pandur II 8X8 IFV Amfibi plus RCWS 12,7 mm, satu unit Pandur II 8X8 IFV non amfibi plus RCWS 30 mm, dan satu unit Pandur II 8X8 FSV 105 mm [Indomiliter]

S
atu lagi kejutan jelang HUT TNI ke-72. Ini salah satu alutsista yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh netizen penggemar militer se-tanah air. Inilah dia Panser Pandur. Panser ini telah tiba setelah perjalanan jauh, dan kini berada di markas PT. Pindad, Bandung Jawa Barat.

Kontrak pengadaan Pandur sendiri bisa dibilang cepat. Diketahui TNI membeli panser Pandur senilai USD 39 juta. Gosipnya, TNI AD akan membeli Pandur 8×8 tipe kanon 30mm, Pandur dengan kanon 105mm, serta tipe Pandur pendobrak. Pandur sendiri diduga nantinya akan memperkuat barisan satuan infantri Mekanis TNI AD.

Pandur II 8×8 yang didatangkan ke Indonesia adalah produksi Excalibur Army (Czechoslovak Group). Excalibur Army merupakan pemegang lisensi dari General Dynamics European Land Combat Systems untuk memproduksi Pandur II untuk dipasarkan di wilayan tertentu, termasuk Indonesia.

Pengadaan alutsista ini ternyata juga telah melibatkan BUMN PT Pindad dalam ToT (Transfer of Technology). Pandur II 8×8 dengan spesifikasi TNI AD telah masuk dalam proyek pengembangan bersama antara PT Pindad dan Excalibur Army sejak tahun 2015.

  ARC  

Provinsi Irkutsk Cari Mitra dari Indonesia

Pertemuan Gubernur Provinsi Irkutsk Sergey Georgievich Levchenko dengan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi. (KBRI Moskow)

P
rovinsi Irkutsk, salah satu wilayah Rusia yang memproduksi pesawat terbang sipil dan militer, ingin mencari mitra kerja sama dalam bentuk “sister province” dengan Indonesia.

Demikian kesimpulan pertemuan antara Gubernur Provinsi Irkutsk Sergey Georgievich Levchenko dengan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi saat berkunjung ke Irkutsk 11-12/09/17.

Indonesia adalah negara dengan perkembangan ekonomi yang dinamis. Kami tertarik untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang,” kata Sergey Georgievich.

Menurut Sergey Georgievich, meskipun Indonesia cukup jauh dari Irkutsk, nilai perdagangan Provinsi Irkutsk dengan Indonesia meningkat yang pada periode Januari-Juni sebesar US$ 13,5 juta, atau naik 193% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Sedangkan tahun tahun 2016 sebesar US$ 16, 9 juta. Ditambahkan bahwa Irkutsk sudah meluncurkan pesawat penumpang jarak menengah MC-21 dan diharapkan Indonesia tertarik untuk kerja sama yang prospektif ini.

Dubes Wahid menanggapi positif dan menjanjikan akan mencarikan provinsi di Indonesia yang sesuai untuk kerja sama dengan Irkutsk. Indonesia juga memproduksi pesawat jarak pendek N-219 yang dapat mendarat di lapangan rumput yang tidak diproduksi di Rusia. Hal ini tanggapi secara baik oleh Gubernur Provinsi Irkutsk dan dapat dijadilkan proyek bersama.

Dubes Wahid menambahkan bahwa menurut data Dinas Federal Bea Cukai Rusia, tahun 2016 nilai perdagangan Indonesia-Rusia sebesar US$ 2,6 milyar, naik 45,3% daru tahun 2015, dan menurut data Kementerian Perdagangan RI pada periode Januari-Juni 2017 sebesar US$ 1,2 milyar, naik 43,8% dibanding periode yang sama tahun 2016. “Nilai perdagangan tersebut masih sangat kecil, jika dilihat dari potensi yang kita miliki,” kata Dubes Wahid.

Sementara, dalam pertemuan terpisah, Kadin Siberia Timur dan lima perusahaan besar di Irkutsk menyampaikan keinginan menjalin kerja sama dan mencari mitra bisnis dari Indonesia. Perusahaan tersebut adalah JSC “Irkutsk International Airport”, JSC “Irkutsk Research and Design Institute of Chemical and Petrochemical Engineering”, LLC “Agrarian Technologies”, LLC “Elitinvest”, dan LLC “Zhilstroyleasing”. Dubes Wahid mengundang mereka dan pelaku bisnis lainnya untuk datang pada Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta tanggal 11-15 Oktober 2017.

Yuri Kurdyukov, Direktur Komersial JSC “Irkutsk International Airport” inginkan adanya kerja sama dalam pengelolaan airport, termasuk penerbangan reguler atau charter. Tahun 2012-2014 terdapat penerbangan charter dari Irkutsk ke Bali yang mengangkut sekitar 6,5 ribu wisatawan Irkutsk dan sekitarnya. Dengan semakin meningkatnya arus wisatawan akhir-akhir ini, diharapkan adanya penerbangan kembali dari Irkutsk ke Indonesia. “Kami siap berdiskusi dengan semua pihak di Indonesia di Rusia”, kata Yuri Kurdyukov.

Dubes Wahid juga bertemu dengan Rektor Irkutsk National Research Techical University (INRTU) Mikhail Korniakov dan memberikan kuliah umum di depan mahasiswa dan dosen INRTU mengenai perkembangan hubungan Indonesia-Rusia dan prospeknya.

INRTU sebagai salah satu perguruan tinggi teknik terkemuka di Rusia terlibat dalam penelitian dan pembuatan sejumlah komponen pesawat terbang sipil Rusia MC-21 dan pesawat tempur Sukhoi. INRTU juga ingin jalin kerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia dan mengharapkan adanya lebih banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di INRTU. Saat ini terdapat 9 mahasiswa Indonesia belajar di Universitas tersebut dan semuanya mengambil jurusan oil and gas engineering.

  Kanalsatu  

Menko Kemaritiman Bakal Kerahkan Tanker hingga Satelit Jaga Natuna

Luhut Pandjaitan Temui Menteri Pertahanan Amerika Bahas Keamanan Maritim dan Modernisasi Pertahanan di Pentagon 07062017. (DoD)

M
enteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan akan berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga laut Natuna, Kepulauan Riau dari berbagai ancaman. Ancaman itu termasuk pencurian sumber daya alam, maupun yang menyangkut aspek pertahanan dan keamanan kedaulatan maritim Indonesia.

Sekarang kita sedang melihat bagaimana kita mengamankan Natuna. Laut Natuna menjadi penting, baik dari aspek ikan maupun pertahanannya,” tegas Luhut saat Rapat Kerja (Raker) RKA K/L dengan Banggar DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

uhut akan mengusulkan pengerahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lengkap dan terintegrasi di wilayah Natuna untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan tersebut.

Kami usulkan penggunaan satelit, drone, pesawat terbang, tanker, kapal ikan, kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla), itu nanti satu terintegrasi,” ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini.

Kalau ini berjalan, kita akan menunjukkan negara kepulauan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I-IV bisa dikendalikan sebagai negara maritim terbesar di dunia,” ucap Luhut.

Oleh karenanya, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan satu sensor yang dapat mendeteksi keberadaan kapal selam nuklir dari negara lain di Laut Natuna.

Lalu lalang kapal selam nuklir dari negara tertentu, pasti bisa dimonitor karena kita dan BPPT sudah mengembangkan satu sensor yang ditanam di Selat Sunda. Kita kembangkan sensor itu dengan biaya tidak terlalu mahal,” jelas Luhut.r

  Liputan 6  

BPPT Kembangkan Teknologi Deteksi Kapal Selam

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengembangkan teknologi aplikasi deteksi kapal selam untuk melacak kapal selam yang masuk ke perairan Indonesia.

Aplikasi ini menggunakan teknologi akustik atau sound navigation and ranging (sonar) dengan memanfaatkan dinding selat untuk memantulkan sinyal. Jika frekuensi dan resolusi benda yang melewati aplikasi itu terpenuhi, aplikasi akan melacak dan melaporkannya.

Tiap dinding selat saling memberikan sinyal. Kalau ada yang berbeda akan langsung terdeteksi. Tidak cuma kapal selam, ikan besar juga bisa terdeteksi,” ujar Kepala Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Kelautan, Yudi Anantasena kepada Anadolu Agency, Senin.

Selain bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL, BPPT menggandengan perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi aplikasi pendeteksi kapal selam. Di antaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan Institut Pertanian Bogor.

Kita akan coba menghimpun diaspora Indonesia di luar ngeri yang ahli akustik. Semua pihak terkait akan kita ajak berhimpun,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Maritim Luhut Panjaitan menyambut baik upaya ini. Selama ini, pengawasan kapal selam di Indonesia dilakukan secara manual oleh TNI AL.

Ke depan kita mampu untuk monitor langsung, karya anak bangsa pula. Ternyata dengan biaya yang tidak terlalu mahal kita bisa memonitor semua kapal,” ujar Luhut, seusai rapat koordinasi di Penyusunan Kebijakan Aplikasi Teknologi Kapal Selam di Perairan Indoensia, Senin, di Kemenko Maritim.

Rencananya aplikasi ini akan digunakan di seluruh Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan banyak aplikasi deteksi kapal selam. Dari Sabang di ujung barat, Natuna, Selat Makassar hingga wilayah timur Indonesia. Sedang untuk sementara uji coba akan dipasang di selat dengan kepadatan tinggi seperti Selat Sunda dan Selat Lombok.

  AA  

Indonesia Ingin Turki Bangun Pabrik Alutsista di Dalam Negeri

Badak Pindad

TNI
berperan serta menentukan kebutuhan jenis alutsista dan spesifikasinya ketika kerja sama pengembangan industri pertahanan dilakukan dengan negara lain.

Sedang proses kerja sama antar negara tersebut dilakukan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perdagangan dengan pihak negara terkait.

Kita yang menentukan spesifikasi alutsista dan standarnya,” ujar Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Jumat, seusai upacara pembukaan Perlombaan Piala Panglima TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Salah satu kerja sama pengembangan industri pertahanan antar negara tersebut dilakukan Indonesia dengan Turki. Rabu lalu, Wakil Menteri Industri Pertahanan Turki Ismail Demir berkoordinasi dengan Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Sutrimo Sumarlan.

Kesepakatan yang tengah berjalan adalah pembuatan prototipe medium tank, hasil joint venture antara produsen alutsista Indonesia PT Pindad dengan FNSS Savunma Sistemleri Turki sejak 2015 lalu. Sedang produksinya dilakukan oleh masing-masing negara.

http://defence-blog.com/wp-content/uploads/2017/05/18451490_1021629001301938_8087898955448774615_o.jpgDi Turki, prototipe ini telah rampung dengan nama Kaplan MT dan telah diluncurkan di Ankara beberapa waktu lalu. Bahkan, Kaplan MT juga dipamerkan di 13th International Defense Industry Fair (IDEF’17) di Istanbul, Mei lalu.

Sementara di Indonesia, prototipe ini akan diluncurkan 5 Oktober mendatang pada HUT TNI di Cilegon, Banten.

Berikutnya, kerja sama industri pertahanan kedua negara akan berlanjut dalam proyek pembuatan kapal selam tipe 214 dan drone. Kapal selam tipe ini merupakan jenis kapal selam diesel elektrik dengan sistem Air Independent Propulsion (AIP). Kapal selam ini memiliki kelebihan sulit terdeteksi karena bisa menyelam di dasar air selama 2 pekan.

Langkah strategis pengembangan industri pertahanan bekerja sama dengan negara lain itu, kata Gatot, memiliki target agar negara tersebut mendirikan pabrik di Indonesia.

Kalau joint tapi tidak buat pabrik di sini, namanya bukan pengembangan industri pertahanan,” katanya.​

  AA  

INZPIRE to Provide GECO Mission System for Indonesian Air Force

Inzpire Geco Air will be used on 5 fixed-wing aircraft fleets (photo : UK MoD)

Inzpire is delighted to announce that, in conjunction with our in-country partner PT Kadomas Aviasindo, we will provide our GECO Air tablet-based mission system to Indonesia’s Air Force – the Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU). GECO Air will deliver enhanced situational awareness and safety benefits across a fleet of five fixed wing aircraft types. This is our second major export success, following the provision of GECO to the fighter jets and helicopters of the Royal Jordanian Air Force.

GECO Air is designed to complement existing on-board avionics systems by bringing modern and powerful commercial off-the-shelf hardware technology to the cockpit and providing a cost-effective, easy-to-upgrade solution. GECO can be used as a stand-alone device or integrated directly into an aircraft.

GECO’s suite of situational awareness and safety assistance apps includes advanced navigation features overlaid on a wide range of mapping and satellite imagery; a worldwide aeronautical database and tactical applications such as advanced threat displays – all designed to buy aircrew time, and to improve and enhance the decision-making.

Modern air missions feature vast amounts of complex data from aeronautical, geospatial, meteorological and intelligence sources, which must be digested and understood in order to be exploited most effectively. This is where GECO excels, providing a slick, intuitive user interface which supports rapid assimilation of complex information. Our team of software and system developers work shoulder to shoulder with our former military operators to ensure the optimum solution is created to fit the customer’s needs; GECO is designed by aviators, for aviators.

The GECO system has a proven pedigree in training and combat operations around the globe and is in use with the UK Royal Navy, Army Air Corps and Royal Air Force, as well as with the Royal Jordanian Air Force. Following delivery to the TNI-AU, GECO will be in everyday use with 18 different fighter and rotary wing platforms worldwide, across a wide variety of missions.

Alex Mitchell, Head of Business Development for Inzpire said, “Inzpire and our business partners PT Kadomas Aviasindo are delighted to have been awarded a contract to deliver our GECO tablet-based mission system to the Indonesian Air Force. Once in service, GECO will significantly enhance situational awareness for the TNI-AU during front line Fast Jet operations and provide a cost-effective digital upgrade to in-cockpit avionics. It will also serve to significantly enhance airborne safety for the pilots using the equipment; something which is of paramount importance to Inzpire, the way in which we operate and to our customers. This is just the start of what we hope will be a long-standing relationship with the TNI-AU.

  inzpire  

Rabu, 13 September 2017

Keel Laying Kapal BCM TNI AL Dilakukan di PT Batamec Shipyard

KRI Tarakan 905, salah satu kapal BCM (Bantu Cair Minyak) yang dimiliki TNI AL

TNI Angkatan Laut kembali membuat kapal perang (KRI) modern . Kapal ini berfungsi sebagai kapal bantu cair minyak (BCM) di Batam . Mereka mempercayakan proyek pembuatan kapal tanker khusus ini di PT Batamec Shipyard yang sukses melaksanakan peletakan lunas pertamanya (keel laying) di Tanjung Uncang, Jumat (8/9) kemarin.

Perusahaan ini sendiri, merupakan salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Batam yang bergerak di bidang pembangunan kapal baru, perbaikan dan konversi kapal yang telah menerima penghargaan ISO 9001:2008 tentang sistem manajemen berkualitas, serta sistem keamanan dan kesehatan dari BS OHSAS 18001:2007, serta sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004.

Asisten Logistik Kasal Laksda TNI Mulyadi menyebutkan, secara umum, dipilihnya PT Batamec sebagai perusahaan pembuat kapal ini karena PT Batamec sudah memiliki berbagai fasilitas lengkap untuk pembuatan dan perbaikan kapal. Yakni berdiri di atas lahan sekitar 64 hektare dengan fasilitas seperti graving dock yang sudah dilengkapi 2 grantry crane berkapasitas 160 ton dan tinggi 32 meter.

Selain itu, sudah dilengkapi 3 buah slipway dengan masing-masing gantry crane berkapasitas 100 ton, ada juga Syncrolift berukuran 100 meter x20 meter x8 meter dengan kapasitas 3000 ton dan sudah dilengkapi gantry crane berkapasitas 140 ton, serta tiga buah dermaga, lima workshop pabrikasi, 3 mesin CNC Plasma yang mampu memproduksi 30 ton per hari, serta dilengkapi berbagai mesin seperti mesin bending, rolling, mesin bubut yang menunjang produktivitas perusahaan tersebut.

Selain itu, ini juga merupakan dukungan dan pengabdian TNI AL dalam mendukung industri lokal dan menggunakan produk Alutsista buatan negeri sendiri, serta menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Mulyadi usai peletakan lunas pertama (Keel Laying) kapal BCM milik TNI AL di Tanjunguncang, Jumat (8/9) kemarin.

Menurutnya, kapal tanker ini merupakan kapal ketiga milik TNI AL yang dibangun di Indonesia dan sudah menggunakan biro klasifikasi Bureau Veritas (BV). Tanker baru ini hadir dengan ukuran panjang 123,50 meter dan lebar 16,50 meter dengan kapasitas muat minyak 5500 meter kubik. Ke depan, kapal ini berfungsi sama seperti KRI Tarakan, yakni sebagai Auxiliary Support Vessel, yang mengisi bahan bakar kapal perang Angkatan Laut Indonesia saat beroperasi di laut.

Rencananya kapal ini akan dioperasikan di gugus tugas wilayah armada bagian barat (Armabar,red), mengingat saat ini, kita kekurangan alat untuk wilayah ini,” ujar Mulyadi.

Tanker ini juga akan dilengkapi sistem Replenishment at Sea (RAS) yang memungkinkan kapal untuk mentransfer bahan bakar ke kapal-kapal lain saat dalam kondisi beroperasi dan pelayaran jauh. Kemampuan ini sangat bermanfaat dalam strategi kemiliteran, dimana waktu dan kecepatan merupakan hal yang sangat menentukan dalam situasi genting.

Itu artinya, kapal tak perlu berhenti atau kembali ke pangkalan untuk sekedar melakukan pengisian bahan bakar. Misalkan, kita tak butuh kembali ke pangkalan di Natuna saat beropasi di perairan terluar. Kapal ini kita butuhkan saat beroperasi dalam menjaga batas-batas laut Indonesia di kawasan perbatasan,” jelasnya.

Yang jelas, tambah Mulyadi, kapal ini akan dioperasikan satuan tugas kapal bantu (Satban) dalam pengawalan dan penjagaan di laut Natuna Utara. “Kapal ini akan mengawal kapal-kapal perang kita yang beroperasi di perairan perbatasan seperti di Laut China Selatan yang butuh pengawalan khusus,” jelasnya.

Direktur PT Batamec Shipyard, Mulyono Adi menyebutkan ini menjadi kerjasama pertama mereka dalam mendukung TNI untuk pengadaan Alutsista dengan membuat kapal baru. “Ini yang pertama, tapi kalau maintenance atau perbaikan kapal sudah sering,” ujarnya.

Mulyono menyebutkan, karena kapal digunakan untuk kepentingan operasi, meski pun statusnya sebagai kapal tanker, namun mampu juga mengangkut logistik basah maupun kering untuk kebutuhan militer “Kapal ini telah mengalami penyempurnaan sehingga lebih aerodinamis dan modern,” jelasnya.

Sementara itu, rangkaian keel laying kapal ini sendiri menggunakan metode koin ceremonu. Metode ini merupakan sebuah tradisi yang biasa dipakai pada tahap awal pembangunan kapal. Caranya denga meletakkan koin pada bagian bawah lunas kapal yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan. Peletakan itu sendiri diserahkan oleh Mulyono Adi untuk diletakkan secara simbolis oleh Laksda Mulyadi sebagai mitra penerima dari TNI AL.

Proses keel laying ini dilaksanakan sekarang setelah enam bulan proyek berjalan karena PT Batamec, sesuai regulasi Marpol/Solas, mengikuti aturan pembangunan kapal mencapai satu persen dari total berat LWT. “Saat ini sudah menyelesaikan delapan blok setara berat 360 ton. Itu artinya pembangunan kapal sudah mencapai 1 persen, dan sudah bisa keel laying,” ujar Mulyono Adi.

Pembangunan kapal BCM ini diawasi oleh satgas dari TNI AL secara langsung yang dipimpin oleh kolonel laut (T) Hindarto sebagai Dansatgas.

Meskipun venue acara sempat banjir akibat hujan deras, namun acara tetap berlangsung sukses. Rencananya, pembuatan kapal ini akan selesai pada akhir 2018 mendatang.

Acara ini sendiri dihadiri juga Vice President PT Batamec Shipyard Heronimus Setiawan, Project Manager kapal BCM Harsya Damar Hadityo, beserta para karyawan Batamec, dan juga mitra perbakan dan rekanan. Sedangkan dari pihak TNI dihadiri Danlantamal 4 Tanjungpinang, Laksmana Pertama (P) Ribut Eko Suyatno, Danlanal Batam, Kolonel Laut (P) Ivong Wicaksono Wibowo, Kasubdis Adalut Kolonel Laut (T) Andi Djaswandi, serta para pejabat lingkungan dari Mabes TNI AL. (cha)

  Batampos  

Kapal Layar Latih KRI Bima Suci Diresmikan KASAL di Spanyol

KRI Bima Suci, kapal layar latih tiang tinggi [Atlantico Diario]

Kapal layar latih pengganti Kapal Legendaris KRI Dewaruci yaitu KRI Bima Suci diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., di Dermaga Vigo, Spanyol, Selasa (12/09). Dengan Acara peresmian tersebut menandai resminya KRI Bima Suci masuk ke dalam jajaran TNI AL sebagai Kapal Layar Latih Akademi Angkatan Laut (AAL).

Acara peresmian, diawali dengan laporan kesiapan oleh Dansatgas Yekda Kapal Layar Latih Laksamana Pertama TNI Sutarmono, M. Si. Han., dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima, serta pemberian nama dan penandatanganan prasasti KRI Bima Suci oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi.

Sebagai puncak acara peresmian, dilaksanakan upacara kemiliteran di Dermaga Vigo, dimana Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., bertindak selaku inspektur upacara, yang secara simbolis melaksanakan penekanan sirine sebagai tanda peresmian dan bendera Merah Putih berkibar di Kapal tersebut.

Pada upacara itu pula, Kasal mengukuhkan Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji sebagai komandan pertama KRI Bima Suci, sekaligus merupakan Komandan Satgas Penyeberangan dan KJK 2017 yang akan membawa kapal generasi penerus KRI Dewaruci ini tiba di tanah air.

Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi ini, memiliki ukuran panjang totalnya 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas. Kapal kelas Bark (Barque, bahasa Inggris) tiga tiang itu memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digitalnya.

Direncanakan pada 18 September mendatang, KRI Bima Suci akan langsung melaksanakan tugas pertamanya operasi penyeberangan dengan berlayar dari Spanyol menuju tanah air, sekaligus melaksanakan pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) 2017, bersama dengan 119 Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut tingkat III Angkatan 64. KJK merupakan pelayaran muhibah ke luar negeri sekaligus latihan dan praktek (Latek) bagi Taruna AAL dengan menggunakan kapal latih Taruna, dan diharapkan KRI Bima Suci akan tiba di Surabaya pada 24 November 2017.

Turut hadir mendampingi Kasal para pejabat TNI AL dalam kesempatan tersebut antara lain, Asisten Operasi Kasal Laksamana Muda TNI INGN Aryatmaja, Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, S.Pi., M.A.P., Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Wuspo Lukito, S.E., M.M., serta pejabat terkait lainnya.

  TNI AL  

Pulau Terluar RI Jadi Prioritas Kekuatan TNI AL

Ilustrasi LPD NG02 [GM]

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi mengingatkan, sejalan dengan visi Poros Maritim Dunia, Pemerintah telah menetapkan kebijakan gelar kekuatan TNI tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu dikatakan Ade Supandi dalam amanatnya yang dibacakan Danlantamal VIII diwakili oleh Wadan Lantamal VIII Kolonel Marinir Eddy Setiawan bertindak selaku Irup pada upacara Hari Jadi ke-72 TNI Angkatan Laut tahun 2017 yang bertempat di Mako Lantamal VIII, dengan Tema yaitu Bersama Rakyat TNI Angkatan Laut Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian, Senin (11/9/2017).

Kebijakan Pemerintah ini ditindaklanjuti TNI dengan menetapkan rencana penguatan kemampuan TNI secara terpadu di pulau-pulau terluar dan strategis yaitu Natuna, Yamdena-Selaru, Morotai, Biak dan Merauke,” kata Ade.

Adapun Pejabat yang hadir, para Asisten Danlantamal VIII, Para Kadis/Kasatker Lantamal VIII, Wakil Ketua Korcab VIII DJAT Ny. Sri Indrawati Eddy Setiawan beserta pengurus Korcab VIII Daerah Jalasenastri Armada Timur (DJAT), Perwira, Bintara, Tamtama, ASN Lantamal VIII serta Purnawirawan TNI AL.

Dikatakan Ade, kebijakan pembangunan TNI Angkatan Laut ke depan, diarahkan untuk mencapai sasaran perencanaan strategis yaitu penajaman Minimum Essential Force (MEF), dengan pendekatan perencanaan berbasis kemampuan (Capability Based Planning), Pembangunan sarana dan prasarana serta bekal yang dibutuhkan untuk mendukung kesiapan operasional dan peningkatan profesionalitas prajurit.

Setelah upacara dilaksanakan atraksi Koloni Senapan oleh Yonmarhanlan VIII Bitung. Selanjutnya kata Pgs. Kadispen Lantamal VIII, Dedy Irawan Eko Cahyono Danlantamal VIII diwakili oleh Wadan Lantamal VIII Kolonel Marinir Eddy Setiawan memimpin Ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi Weru.

Kegiatan ini dalam rangka rangkaian Hari Jadi ke-72 TNI Angkatan Laut tahun 2017. Kegiatan diawali dengan penghormatan, dilanjutkan peletakan karangan bunga. Kegiatan diakhiri dengan tabur bunga bersama di Makam Pahlawan Nasional.

Perlu diketahui, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, atas nama Sutedi Senoputra juga dimakamkan di TMP Kairagi Manado. Nama Pahlawan ini merupakan nama salah satu KRI yang dimiliki TNI Angkatan Laut (KRI Sutedi Senoputra-378).

  sindonews  

Pemerintah Tarik Utang Rp 11,7 T untuk Pengadaan Alutsista

http://2.bp.blogspot.com/-7ZmatbRRsco/Ty87tt0uc5I/AAAAAAAAIpg/893HTK0rS-M/s1600/Sukhoi+Su-35+ussian+%25D0%25A1%25D1%2583%25D1%2585%25D0%25BE%25D0%25B9+%25D0%25A1%25D1%2583-35%252C++Flanker-E+twin-engined+supermaneuverability+multirole+fighter+Russian+Air+Force+%25D0%2592%25D0%25BE%25D0%25B5%25D0%25BD%25D0%25BD%25D0%25BE-%25D0%25B2%25D0%25BE%25D0%25B7%25D0%25B4%25D1%2583%25D1%2588%25D0%25BD+%25283%2529.jpgSU 35 Russia ☆

Pemerintah masih akan menambah utang untuk tahun depan. Khususnya untuk proyek, pemerintah akan menarik utang Rp 38 triliun dengan porsi terbesar pada alutsista.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan menyatakan ada lima kementerian/lembaga yang telah menyerap kurang lebih 90% dari pinjaman proyek, yang paling besar oleh Kementerian Pertahanan untuk alutsista sekitar Rp 11,7 triliun.

Beberapa pengguna yang besar untuk pinjaman luar negeri, 5 K/L terbesar pengguna pinjaman luar negeri adalah untuk alutsista Rp 11,7 triliun untuk Kemenhan, PUPR Rp 6,4 triliun, Polri Rp 3,3 triliun, Perhubungan Rp 2,4 triliun, dan Ristekdikti Rp 1,5 triliun,” ungkap Robert di Ruang Rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (11/9/2017).

Sedangkan untuk pinjaman dalam negeri, lanjut Robert, nettonya sebesar Rp 3,1 triliun yang terdiri dari penarikan utang sebesar Rp 4,5 triliun dan pembayaran cicilan pokok utang sebesar Rp 1,4 triliun.

Ini difokuskan untuk alutsista dan alumatsus (alat material khusus) yang diproduksi industri Hankam (pertahanan dan keamanan) dalam negeri, sementara pemberi pinjaman dalam negeri adalah bank BUMN dan BUMD,” tukas dia.

  detik  

Selasa, 12 September 2017

KRI Usman Harun – 359 Singgah di Oman

https://1.bp.blogspot.com/-zOTIGK1kPe8/WbiorNoPb2I/AAAAAAAAKv8/z5C48BPxuHQTOP-epsewDuHqFLW4b5OuwCLcBGAs/s1600/359.jpgKRI Usman Harun visited Kochi. [Indian Navy] ☆

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun nomor lambung 359 yang membawa Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-J/United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) singgah di Pelabuhan Salalah, Oman, 9-11 September 2017.

“KRI dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Alan Dahlan yang membawa 100 personel tersebut bertolak dari Surabaya 24 Juli,” kata Kepala Penerangan Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Ri di Muscat, Virgino Rikaryanto kepada Antara London, Selasa (12/9).

Pada kesempatan pertemuan dengan para anggota pasukan Konga XXVIII-J di atas KRI Usman Harun, Dubes RI untuk Oman Musthofa Taufik Abdul Latif menyampaikan rasa bangga dapat menyambut kedatangan KRI Usman-Harun di Salalah. Dubes juga mengucapkan selamat bertugas kepada Satgas Konga di Lebanon seraya berharap agar seluruh anggota Satgas dapat mengemban tugas yang diamanatkan, menjaga nama baik Indonesia dan menjadi agen promosi Indonesia kepada dunia.

Dari Pelabuhan Salalah, KRI Usman Harun bertolak menuju Arab Saudi pada 11 September dengan tujuan akhir Lebanon. Pelabuhan Salalah secara rutin menjadi tempat persinggahan kapal-kapal perang RI yang menjalankan misi perdamaian di Lebanon.

UNIFIL merupakan bagian dari sejarah panjang peran aktif Indonesia pada berbagai misi perdamaian dunia yang telah dimulai sejak 1957. Peran tersebut telah banyak diapresiasi dunia internasional sehingga meningkatkan citra positif Indonesia sebagai salah satu kontributor dalam menjaga stabilitas dan perdamaian global.

  Republika  

Indonesia Allocates USD204 Million for Navy's Minesweepers Replacement Programme

https://1.bp.blogspot.com/-mOmzXvmJLY4/WbcaJ9HLZHI/AAAAAAAA1fE/1VeHRNvmz_MJ5_jftpQj03hflVs6-gEHgCLcBGAs/s400/slider_MJ-332-2.jpgFrankenthal class of Germany [Lurssen Defence] ☆

Indonesia has revised funding allocations for the acquisition of two new mine-countermeasure vessels. A variant of the German Navy's Frankenthal class has been named as a frontrunner in the acquisition programme.

The Indonesian government has approved funds totalling USD204 million to replace the country's fleet of ageing Pulau Rengat (Tripartite)-class mine-countermeasure vessels (MCMVs), an industry source close to the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI–AL) has confirmed to Jane's.

The funds, which will be drawn from the country's foreign defence credit programme, have been slightly reduced from the USD215 million that was initially approved in 2016.

  IHS Janes  

Senin, 11 September 2017

Tank Hasil Kerja Sama Indonesia - Turki akan Ikut Parade HUT TNI

Prototype Medium Tank tiba di Indonesia pada 23 September mendatangMWWT [FNSS]

Prototype Medium Tank hasil kerja ama Pemerintah Indonesia dan Turki diperkirakan tiba di Indonesia pada 23 September mendatang.

Vice President Technologi and Development PT Pindad, Heru Puryanto mengatakan medium tank tersebut dalam proses pengiriman menggunakan jalur laut. Namun, kata dia, Indonesia nantinya hanya menerima bagian platform atau bagian bawah mesin dari Medium Tank.

Sekarang prototype pertama sedang dikapalkan ke Indonesia untuk ikut parade HUT TNI 5 Oktober dan sekarang masih dalam perjalanan. Tapi kita sedang menunggu solusi bagaimana datang lebih cepat,” ujar Heru kepada Anadolu Agency, Sabtu (9/9).

Untuk melengkapi Medium Tank tersebut nantinya kata Heru, PT Pindad akan memasang dan merakit bagian turret atau meriam dan juga sistem komunikasi.

Dan itu hanya platform saja tanpa turret dan Radio. Setelah prototype itu datang kita integrasikan,” tambah Heru.

Dia menjelaskan, agar dapat beroperasi maksimal, Medium Tank nantinya akan melalui uji final yang dilakukan pada November 2017 mendatang.

Sementara itu, prototype kedua Medium Tank yang dibuat di Indonesia saat ini masih dalam proses pembuatan dengan rencana tahap uji final pada 2018.

Prototype kedua yang dibuat di Indonesia direncanakan kita assembly selesai 2017. Tapi belum dites karena prototype pertama belum dites. Final tes baru di November. Setelah itu baru akan diterapkan di Indonesia,” sebutnya.

Indonesia dan Turki sepakat untuk bekerja sama membuat prototype tank melalui PT Pindad dengan perusahaan produsen alutsista Turki, FNSS Savunma Sistemleri.

Prototype pertama akan dibuat di Turki dan prototype kedua akan dibuat di Indonesia.

Setelah launching pada 5 Oktober nanti, PT Pindad menargetkan produksi medium tank ini sebanyak 20 unit pada 2018 mendatang.
 

  Tribunnews  

Pesawat N219 Harus Lolos 3 Tes

Sebelum Diproduksi MassalUjiterbang N219 PTDI

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan pesawat N219 baru bisa diproduksi massal setelah PT Dirgantara Indonesia (Persero) menyelesaikan serangkaian tes. Pesawat hasil kerja sama LAPAN dan PTDI resmi melakukan uji terbang perdana pada Agustus lalu.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Agus Santoso, mengungkapkan ada 3 tes yang harus dilewati N219 sebelum digunakan sebagai pesawat komersial dan diproduksi massal.

"Jadi harus ada tahapan yang ditunjukkan mereka hingga mereka dapat sertifikasi. Ada 3 tes yang harus dilewati," kata Agus ditemui di Kemenhub, Jakarta, Kamis (7/9/2017).

Ketiga uji tersebut meliputi tes penerbangan (flight test) selama 500-600 jam, Tes olah gerak (static test) untuk menguji sejauh mana pesawat ini mampu menahan beban maksimal, dan ketahanan tekanan (fatigue test) untuk mengukur seberapa panjang usia ekonomis pesawat.

Menurutnya, selain ketiga tes tersebut dilakukan secara paralel, uji terbang juga tak mesti harus selama 500-600 jam. Pihaknya menggunakan simulator untuk memastikan pesawat tersebut layak terbaik.

"Kalau tunggu 500-600 jam bertahun-tahun. Itu kami tes dengan menggunakan simulator dengan beberapa (sensor) secara langsung diletakkan di titik-titik pesawat. Agar PT DI bisa segera memenuhi pesanan yang datang," ungkap Agus.

Diungkapkannya, dirinya tak tahu kapan pesawat yang bisa terbang dari landasan 500 meter itu bisa dinyatakan lulus dari ketiga tes tersebut. "Itu saya enggak tahu, tergantung hasilnya," pungkasnya.
 

  detik  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...